Penyakit HIV/AIDS bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi masyarakat. Dengan jumlah kematian mencapai 5.500 jiwa pertahun akibat HIV/AIDS maka penyebaran penyakit ini sudah menjadi suatu epidemic yang cukup mengkuatirkan. Hal ini terjadi selain karena prilaku yang tidak bertanggung jawab juga karena kurangnya pengetahuan seputar penyakit ini.
Berikut beberapa mitos dan fakta HIV/AIDS :
Mitos: Terjangkit HIV artinya terkena AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menghancurkan sel imunitas tubuh CD4, yang mambantu tubuh untuk memerangi penyakit. Dengan pengobatan yang benar, Anda bisa terkena HIV selama bertahun-tahun dan tidak meningkat menjadi AIDS. Diagnosa AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) dinyatakan saat seseorang mengalami HIV dan disertai infeksi opportunistic atau jumlah sel CD4 turun hingga 200.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menghancurkan sel imunitas tubuh CD4, yang mambantu tubuh untuk memerangi penyakit. Dengan pengobatan yang benar, Anda bisa terkena HIV selama bertahun-tahun dan tidak meningkat menjadi AIDS. Diagnosa AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) dinyatakan saat seseorang mengalami HIV dan disertai infeksi opportunistic atau jumlah sel CD4 turun hingga 200.
Fakta: Kemungkinan kecil terkena HIV karena kontak fisik dengan penderita
Anda tidak begitu saja terkena HIV hanya karena memeluk seorang penderita HIV positif, bahkan menurut WebMD bertukar handuk dan minum dari gelas yang sama masih dikatakan aman. Di Amerika sangat jarang seseorang terkena HIV karena transfuse darah, karena pemerintah Amerika melakukan pemeriksaan yang ketat terhadap darah yang didonorkan. Namun Anda bisa terjangkit virus HIV karena melakukan sex yang tidak aman, berbagi menggunakan jarum suntik atau melakukan tato dengan peralatan yang tidak steril.
Anda tidak begitu saja terkena HIV hanya karena memeluk seorang penderita HIV positif, bahkan menurut WebMD bertukar handuk dan minum dari gelas yang sama masih dikatakan aman. Di Amerika sangat jarang seseorang terkena HIV karena transfuse darah, karena pemerintah Amerika melakukan pemeriksaan yang ketat terhadap darah yang didonorkan. Namun Anda bisa terjangkit virus HIV karena melakukan sex yang tidak aman, berbagi menggunakan jarum suntik atau melakukan tato dengan peralatan yang tidak steril.
Mitos: Penderita HIV/AIDS hanya memiliki waktu hidup beberapa tahun lagi
Mengalami HIV/AIDS bukan berarti di vonis mati. Setiap orang mengalami reaksi yang berbeda-beda terhadap HIV. Beberapa orang memang mengalami AIDS dalam beberapa bulan karena virus menyerang sistem imunitas dengan cepat. Namun banyak juga yang hidup hingga puluhan tahun dengan HIV dan memiliki kehidupan yang normal. Penderita dapat mencegah HIV meningkat menjadi AIDS dengan mengunjungi dokter dan minum obat secara teratur.
Mengalami HIV/AIDS bukan berarti di vonis mati. Setiap orang mengalami reaksi yang berbeda-beda terhadap HIV. Beberapa orang memang mengalami AIDS dalam beberapa bulan karena virus menyerang sistem imunitas dengan cepat. Namun banyak juga yang hidup hingga puluhan tahun dengan HIV dan memiliki kehidupan yang normal. Penderita dapat mencegah HIV meningkat menjadi AIDS dengan mengunjungi dokter dan minum obat secara teratur.
Mitos: Anda akan tahu terjangkit HIV dari gejala yang Anda alami
Faktanya beberapa orang tidak menunjukkan gejala apapun padahal terjangkit HIV selama tahuan. Beberapa memang menunjukkan gejala dalam waktu 10 hari hingga beberapa minggu setelah infeksi. Gejala-gejala awalnya terlihat seperti flu atau mononucleosis dan diikuti oleh demam, kelelahan, ruam dan sakit tenggorakan. Tetapi gejala itu bisa menghilang setelah beberapa minggu dan tidak menunjukkan gejalan apapun selama beberapa tahun kemudian. Satu-satunya cara pasti untuk mengetahui seseorang terkena HIV atau tidak adalah melalui tes labarotorium.
Faktanya beberapa orang tidak menunjukkan gejala apapun padahal terjangkit HIV selama tahuan. Beberapa memang menunjukkan gejala dalam waktu 10 hari hingga beberapa minggu setelah infeksi. Gejala-gejala awalnya terlihat seperti flu atau mononucleosis dan diikuti oleh demam, kelelahan, ruam dan sakit tenggorakan. Tetapi gejala itu bisa menghilang setelah beberapa minggu dan tidak menunjukkan gejalan apapun selama beberapa tahun kemudian. Satu-satunya cara pasti untuk mengetahui seseorang terkena HIV atau tidak adalah melalui tes labarotorium.
Mitos: HIV bisa disembuhkan
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS, tetapi perawatan yang dapat menekan jumlah virus dan menjaga imunitas tubuh penderita dapat dilakukan. Dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan secara umum seseorang yang terjangkit HIV, kondisi imunitasnya dan jumlah virus ditubuhnya untuk memulai pengobatan.
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS, tetapi perawatan yang dapat menekan jumlah virus dan menjaga imunitas tubuh penderita dapat dilakukan. Dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan secara umum seseorang yang terjangkit HIV, kondisi imunitasnya dan jumlah virus ditubuhnya untuk memulai pengobatan.
Fakta: Siapapun bisa terkena HIV
Saat ini sekitar 170.000 hingga 210.000 orang Indonesia mengidap HIV/AIDS, cara penularannya adalah hubungan seksual tidak bertanggung jawab tanpa pelindung, penggunaan obat terlarang melalui jarum suntik, hubungan seksual sesama pria,prostitusi bahkan diturunkan dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Siapa saja bisa terkena HIV – pria, wanita, orangtua, bahkan anak-anak.
Saat ini sekitar 170.000 hingga 210.000 orang Indonesia mengidap HIV/AIDS, cara penularannya adalah hubungan seksual tidak bertanggung jawab tanpa pelindung, penggunaan obat terlarang melalui jarum suntik, hubungan seksual sesama pria,prostitusi bahkan diturunkan dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Siapa saja bisa terkena HIV – pria, wanita, orangtua, bahkan anak-anak.
Mitos: Hubungan sex aman jika dilakukan sesama penderita HIV
Karena sama-sama menderita HIV bukan berarti tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi kondom. Kondom dapat membantu melinduingi dari penularan HIV dari sesama penderita, karena mungkin pasangan yang menderita HIV resisten terhadap obat anti HIV pasangannya. Untuk itu, sekalipun seseorang merasa sehat dengan HIV bukan berarti ia tahan terhadap penular HIV dari orang lain, hal tersebut mungkin saja makin memperburuk kondisi kesehatannya.
Karena sama-sama menderita HIV bukan berarti tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi kondom. Kondom dapat membantu melinduingi dari penularan HIV dari sesama penderita, karena mungkin pasangan yang menderita HIV resisten terhadap obat anti HIV pasangannya. Untuk itu, sekalipun seseorang merasa sehat dengan HIV bukan berarti ia tahan terhadap penular HIV dari orang lain, hal tersebut mungkin saja makin memperburuk kondisi kesehatannya.
Fakta: Anda dapat tetap memiliki bayi sekalipun menderita HIV positif
Ibu yang terinfeksi dapat menularkan HIV kepada bayinya baik saat masih dikandungan ataupun saat melahirkan. Tetapi resiko dapat dikurangi dengan bantuan dokter dan pengobatan yang baik. Ibu hamil dengan HIV positif dapat mengkonsumsi obat untuk menekan infeksi yang dialaminya dan juga untuk melindung bayi dari virus HIV.
Ibu yang terinfeksi dapat menularkan HIV kepada bayinya baik saat masih dikandungan ataupun saat melahirkan. Tetapi resiko dapat dikurangi dengan bantuan dokter dan pengobatan yang baik. Ibu hamil dengan HIV positif dapat mengkonsumsi obat untuk menekan infeksi yang dialaminya dan juga untuk melindung bayi dari virus HIV.
Mitos: Anda tidak bisa menghindari infeksi lainnya yang terkait dengan HIV
Karena sistem imunitas yang lemah, orang dengan HIV sangat rentan terhadap infeksi seperti pneumonia pneumosistis, tuberculosis, kandidiasis, cytomegalovirus, dan toxoplasmosis. Cara terbaik untuk mengurangi resiko seorang penderita HIV adalah dengan mengkonsumsi obat dan juga menghindari hal-hal yang memungkinkan virus masuk ke tubuhnya seperti daging yang kurang matang, kotak sampah hingga air yang terkontaminasi.
Karena sistem imunitas yang lemah, orang dengan HIV sangat rentan terhadap infeksi seperti pneumonia pneumosistis, tuberculosis, kandidiasis, cytomegalovirus, dan toxoplasmosis. Cara terbaik untuk mengurangi resiko seorang penderita HIV adalah dengan mengkonsumsi obat dan juga menghindari hal-hal yang memungkinkan virus masuk ke tubuhnya seperti daging yang kurang matang, kotak sampah hingga air yang terkontaminasi.
Mitos: Pengobatan HIV AIDS mahal
Saat ini pemerintah Indonesia dalam rangka memerangi epidemic HIV/AIDS telah membuka klinik AIDS di puskesmas-puskesmas di berbagai daerah. Untuk itu pengobatan HIV/AIDS sangat terjangkau oleh masyarakat.
Saat ini pemerintah Indonesia dalam rangka memerangi epidemic HIV/AIDS telah membuka klinik AIDS di puskesmas-puskesmas di berbagai daerah. Untuk itu pengobatan HIV/AIDS sangat terjangkau oleh masyarakat.
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon